top of page

Bintang Telah Hilang

  • Indra Ajidarma Sadewo
  • Jan 12, 2017
  • 3 min read

Suatu malam, aku berdiri di depan kamarku sambil memandang langit. Bulan yang benderang bertengger di langit malam ditemani sebuah bintang redup di sampingnya. Ya, hanya satu. Ada sebuah istilah yang mengatakan bahwa bintang tak dapat dihitung. Tapi, kini aku bisa menghitung bintang dalam lingkup pandangku pada langit nan luas, hanya satu bintang.


Aku ingat ketika aku masih kecil, aku senang duduk di depan kamarku sambil memandangi bintang. Terkadang, sering kucoba menghitungnya, membayangkan bentuk-bentuk yang dapat kuciptakan dari tebaran bintang di langit, mencoba menerka-nerka di mana letak para rasi bintang. Kini, di mana para bintang yang dulu selalu menyapaku setiap malam? Bahkan, setelah aku pindah ke Bandung dengan dataran tinggi, para bintang yang kurindukan tetap tak terlihat.


Ayahku pernah mengatakan bahwa bintang sering tidak terlihat karena cahayanya yang telah susah payah menempuh ratusan tahun cahaya telah terbiaskan oleh gemerlap lampu kota. Cahaya bintang sudah terkalahkan oleh hasil kerja keras Thomas Alva Edison atau mata manusia tak cukup kuasa untuk menangkap cahaya Sang Bintang. Sungguh manusia terlalu sombong setelah dapat menciptakan cahayanya sendiri. Penerang Sang Malam yang telah memberikan cahaya pada Bumi selama miliaran tahun telah terlupakan.



Sadarkah kamu? Di tengah perkotaan yang sesak oleh bangunan, perumahan, jalanan, dan gemerlap lampu ini, satu-satunya keindahan alam yang dapat kita saksikan adalah tebaran bintang di langit. Tahukah kamu? Sesungguhnya manusia merindukan bintang. Itulah sebabnya banyak orang berlomba-lomba berkunjung atas gunung agar dapat memandang ke bawah untuk melihat tebaran cahaya lampu kota sebagai pengganti bintang. Sungguh membuatku sedih ketika mereka mengatakan bahwa pemandangan lampu kota buatan manusia sudah indah sementara mereka sangat tahu bahwa tebaran lampu Tuhan jauh lebih indah.


Ketika aku masih kecil, aku pernah berlibur ke sebuah pantai yang cukup jauh dari perkotaan. Ayahku mengajak kami sekeluarga ke tepi pantai pada malam hari. Kami menggelar tikar dan berbaring di atasnya sambil memandang langit. Sungguh aku tertegun dan kehabisan kata-kata ketika kulihat langit malam yang dihiasi oleh bintang nan indah yang tak terhitung jumlahnya. Tak satupun bintang yang terbiaskan oleh cahaya lampu. Bulan berkata, "Wahai keluarga kecil, temui dan pandanglah aku dan teman-temanku ini yang tak dapat kamu lihat di tengah gemerlap kota". Sungguh maha agung lukisan Tuhan yang tak dapat ditiru oleh kuas dan cat manapun. Aku nikmati pandanganku pada bintang-bintang yang berkelap-kelip mengisi kekosongan langit, hembusan angin lembut yang menerpa tubuhku, desiran dedaunan yang saling bergesekan, dan deburan ombak yang pecah di tepi pantai. Sungguh sebuah lukisan dan musik yang maha agung, ciptaan Sang Penguasa Alam Semesta.


Sungguh aku prihatin dengan anak-anak yang lahir pada era ini. Mereka mungkin tidak akan tahu seberapa indahnya tebaran bintang yang sesungguhnya selama mereka terus berada di tengah perkotaan. Lagu Twinkle-twinkle Little Star mungkin sudah tidak lagi masuk akal karena mereka belum pernah melihat bintang yang berkelip.


Kawan-kawan tersayang yang telah membaca tulisanku ini, temukanlah dalam diri kamu bahwa kamupun pasti merindukan bintang. Ajaklah anak-anakmu ke tepi pantai atau ke tempat yang jauh dari perkotaan agar mereka dapat menyaksikan keindahan bintang yang sesungguhnya karena sesungguhnya manusia perlu untuk sesekali kembali ke alam, memandang bulan dan bintang, menyapa pepohonan, menginjak tanah subur, meraba pasir pantai, menyentuh air laut, tersenyum pada awan dan matahari, menikmati hujan, dan bertemu dengan gunung. Jangan kecewa ketika rumahmu mengalami mati listrik. Keluarlah ke halaman rumahmu dan pandangi bulan dan bintang yang tetap senantiasa menerangi malam kita meskipun sering kita lupakan. Matikanlah lampu apabila tidak kamu perlukan. Aku, kamu, dia, mereka, merindukan bintang. Marilah kita kembalikan para bintang yang sudah lama tidak kita sapa dan kita abaikan keberadannya.

Sumber : http://tinyurl.com/j9aszw3


 
 
 

Comentários


Featured Posts
Recent Posts
bottom of page